Belajar Gitar, Kunci Gitar, Melodi Gitar paling lengkap ada di sini

...

Mengenal 8 Alat Musik Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat dengan segala kekayaan alat musik tradisionalnya menunjukkan betapa pentingnya melestarikan warisan budaya yang dimiliki. Bagi kalian yang tertarik dengan kebudayaan tradisional, NTB adalah tempat yang tepat untuk mengeksplorasinya.

Alat musik tradisional memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat NTB. Selain sebagai sarana hiburan, alat musik ini juga digunakan dalam berbagai acara adat, upacara perkawinan, khitanan, dan upacara keagamaan.

Pembuatannya tidak sembarangan. Beberapa alat musik membutuhkan hari baik dalam proses pembuatannya. Hal ini menjadikan NTB menarik karena masih mempertahankan kearifan lokal dan terus menjaga kelestarian budaya tradisionalnya.

Mengenal 8 Alat Musik Nusa Tenggara Barat yang Unik

8 Alat Musik Nusa Tenggara Barat

Berikut daftar alat musik tradisional NTB, mulai dari sejarah hingga cara memainkannya.

1. Pareret

Pareret adalah alat musik tiup yang mirip dengan terompet dan dimainkan dalam orkestra sebagai pembawa melodi. Alat musik ini berkembang di Lombok bagian barat dan dibuat dari bambu. Pembuatan pareret memerlukan hari baik yang dihitung dalam pasaran Pahing, dengan hari yang bisa bervariasi. Biasanya, juga disediakan sesajen berupa beras, kepeng bolong atau satakan, buah pinang, dan benang kotak setukel.

Sesajen ini sebagai bentuk perlindungan agar pembuatnya tidak mengalami mata merah dan berair, yang disebut leles. Pareret dimainkan sebagai pelengkap upacara persembahyangan dan ulang tahun pura untuk masyarakat Bali di Lombok Barat.

2. Genggong

Genggong adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan tali. Suara dihasilkan dari getaran lidah genggong yang ditarik tangan pemain dan diatur oleh mulut serta sentuhan lidah pada langit-langit. Genggong terdiri dari dua jenis, yaitu genggong lanang yang menghasilkan nada tinggi dan genggong wadah yang menghasilkan nada rendah.

Proses pembuatan genggong memerlukan sesajen berupa beras, benang, sirih pinang, dan uang kepeng. Pembuatan dilakukan pada hari baik (Jumat) untuk mengambil pelepah enau atau bambu. Hal ini dilakukan agar pembuat tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan dan genggong bisa menghasilkan suara jernih.

3. Serunai

Serunai adalah alat musik tradisional yang bentuknya menyerupai saksofon atau terompet. Bagian ujungnya lebih besar untuk memperbesar volume suara. Serunai biasanya dimainkan saat upacara adat, upacara perkawinan, dan acara lainnya. Alat musik ini sering menjadi pengiring acara pencak silat, lagu daerah, dan pernikahan.

Pembuatan serunai menggunakan bahan seperti kayu, batang padi, bambu, daun kelapa, atau tanduk kerbau. Bagian penata bunyi serunai dibuat dari bambu talang atau kayu capo ringkik, sejenis tanaman yang mempunyai lapisan luar keras.

Nusa Tenggara Barat dengan kekayaan alat musik tradisionalnya menegaskan pentingnya melestarikan warisan budaya. Bagi kalian yang tertarik dengan kebudayaan tradisional, NTB adalah tempat yang tepat untuk mengeksplorasinya.

4. Gendang Beleq

Gendang Beleq adalah alat musik tradisional NTB yang dimainkan dengan cara ditabuh. Terbuat dari kayu tua dengan diameter 30 hingga 35 sentimeter dan ditutupi dengan kulit sapi.

Alat musik ini memiliki ukuran lebih besar dibandingkan gendang pada umumnya. Kata “Gendang” berarti kendang, sedangkan “Beleq” berarti besar. Gendang Beleq bisa dimainkan di lapangan terbuka maupun di panggung.

Gendang Beleq memiliki dua jenis, yaitu gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan). Perbedaan kedua jenis ini terletak pada bunyi yang dihasilkan. Bunyi gendang mama terdengar lebih nyaring dibandingkan gendang nina.

5. Satong Srek

Satong Srek adalah alat musik yang unik namun sederhana. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu dan seng. Salah satu bagian bambunya diberi penampang menyerupai lempengan seng yang dibuat kasar dan tajam. Ketika bagian permukaannya digesek dan dipukul, akan menghasilkan nada khas.

Biasanya, satong srek dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam orkestra tradisional. Alat musik ini dapat dimainkan secara individual atau tunggal. Fungsi satong srek adalah sebagai pengiring tarian seperti Tarian Badede, Tarian Nguri, dan Tarian Bulan Kasandung.

6. Gula Gending

Gula Gending adalah alat musik yang digunakan bersamaan saat menjual jajanan, khususnya gula kapas. Pedagang menggunakan alat musik ini untuk menarik perhatian pembeli, terutama anak-anak, dengan alunan nada sambil berkeliling desa.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan gula gending adalah seng dan tekstil yang fleksibel. Dalam Bahasa Sasak, tempat penyimpanan gula dinamakan tongkak. Benda ini digunakan sebagai instrumen musik dengan cara dipukul menggunakan tangan sehingga menghasilkan nada yang sesuai.

7. Palompong atau Cungklik

Palompong, juga dikenal sebagai Cungklik, adalah alat musik tradisional yang mirip dengan xilofon. Cara memainkannya adalah dengan duduk dan meluruskan kaki ke depan, lalu alat musik ini diletakkan di atas paha dan dipukul menggunakan dua pemukul.

Rongga antara bilah-bilah dan paha berfungsi sebagai resonator. Palompong terbuat dari bahan dasar kayu atau logam. Dahulu, alat musik ini dimainkan oleh laki-laki, namun kini juga dimainkan oleh wanita dan menjadi bagian dari orkestra Gong Genang.

8. Gong Tawaq - Tawaq

Gong Tawaq - Tawaq adalah alat musik tradisional suku Sasak di Lombok. Nama "tawaq" berasal dari salah satu alat bernama tawaq-tawaq, sejenis gong kecil. Penyajian tawaq - tawaq didukung oleh komponen musik lainnya, seperti enam buah barangan sebagai melodi, dua kemong gantung, satu gong, dua gedang (lanang dan wadon) sebagai pembawa tempo dan dinamika, serta delapan pasang ceng-ceng (simbol) sebagai alat ritmik.

Gong Tawaq - Tawaq dapat dimainkan dalam dua bentuk:

  • Alat musik dimainkan dengan posisi duduk.
  • Alat musik dimainkan dengan arak-arakan.

Itulah alat musik dari Nusa Tenggara Barat. Mana yang menurut kalian paling menarik?

Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan Indonesia, alat musik tradisional di NTB bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga bagian penting dari upacara adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Menurut Dr. Andi Permana dari Universitas Mataram, pelestarian alat musik ini adalah upaya menjaga warisan budaya yang kaya dan beragam.

Back To Top type='text/javascript'/>