Setiap daerah memiliki kebudayaan tersendiri, termasuk alat musik tradisional yang sering digunakan dalam acara seperti pernikahan. Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan, alat musik tradisional sering tampil dalam misi kebudayaan daerah.
Alat musik khas Aceh kerap tampil dalam misi kebudayaan Aceh. Namun, banyak orang lebih mengenal tari dari Aceh seperti saman dan seudati ketimbang alat musik dari kota yang dijuluki Serambi Mekkah itu. Menurut situs resmi Pemerintah Aceh, alat musik tradisional Aceh juga sering ikut dalam misi kesenian bersama tari saman dan seudati, namun jarang diperkenalkan secara khusus.
Nanggroe Aceh Darussalam, yang terletak di ujung barat Indonesia, memiliki kekayaan seni dan budaya yang membanggakan, termasuk alat musiknya. Dilansir dari laman Pemerintah Aceh, alat musik tradisional mencerminkan warisan sejarah dan kepercayaan masyarakat Aceh.
Sumber : Youtube |
12 Alat Musik Tradisional Aceh
Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan, ada 12 alat musik yang sudah diketahui dan berlaku dalam masyarakat Aceh dari zaman dulu hingga sekarang. Berikut adalah daftar alat musik tersebut:
Arbab
Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat musik Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat. Namun, sekarang ini sudah jarang ditemui dan diperkirakan mulai punah. Menurut penelitian Universitas Syiah Kuala, keberadaan Arbab sangat penting untuk dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya Aceh.
Merujuk dari laman Kompas, selain Arbab, masih banyak alat musik tradisional Aceh lainnya yang perlu diperkenalkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Pelestarian alat musik tradisional ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas seni.
Serune Kalee (Serunai)
Serune Kalee adalah alat musik Aceh yang sudah lama berkembang di kalangan masyarakat Aceh. Alat musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Barat, dan Aceh Besar. Biasanya, alat musik ini dimainkan bersama dengan Rapai dan Geundrang pada acara-acara hiburan, tarian, dan penyambutan tamu kehormatan. Menurut penelitian dari Universitas Gadjah Mada, Serune Kalee memiliki peran penting dalam berbagai ritual dan acara adat di Aceh.
Rapai
Rapai terbuat dari bahan dasar kayu dan kulit binatang. Bentuknya mirip dengan rebana, Rapai memiliki warna hitam dan kuning muda. Rapai juga memiliki banyak jenis seperti Rapai Pasee (Rapai gantung), Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng (Rapai Macam), Rapai Pulot, dan Rapai Anak. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, Rapai sering digunakan dalam berbagai upacara dan festival di Aceh.
Geundrang (Gendang)
Geundrang merupakan unit alat musik dari perangkat musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul. Alat ini sering dijumpai di daerah Aceh Besar dan di daerah Pesisir Aceh. Dilansir dari laman Pemerintah Aceh, Geundrang memiliki peran penting dalam mengiringi tarian tradisional dan berbagai upacara adat.
Tambo
Tambo dibuat dari bahan Bak Iboh (Batang Iboh), kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Di masa lalu, tambo digunakan sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat. Sekarang, sudah jarang digunakan karena adanya teknologi seperti microphone. Menurut catatan sejarah dari Universitas Indonesia, tambo memiliki nilai historis sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Aceh.
Taktok Trieng
Taktok Trieng adalah alat musik pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini sering dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar, dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng memiliki dua jenis dan biasanya digunakan di meunasah, di balai-balai pertemuan, dan di sawah-sawah untuk mengusir burung. Berdasarkan penelitian dari Universitas Sumatera Utara, Taktok Trieng berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, baik dalam konteks ritual maupun agraris.
Bereguh
Bereguh adalah alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau. Alat musik ini dijumpai di daerah Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Utara. Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi apabila berada di hutan. Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bereguh digunakan oleh masyarakat Aceh untuk berkomunikasi di hutan, terutama oleh para pemburu dan petani.
Canang
Canang adalah alat musik yang dipukul dan terbuat dari kuningan, menyerupai gong. Di beberapa daerah di Aceh, alat ini memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda. Fungsi umum Canang adalah sebagai pengiring tarian-tarian tradisional dan sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Dilansir dari laman resmi Universitas Negeri Jakarta, Canang berperan penting dalam berbagai upacara adat dan kegiatan sosial di Aceh.
Celempong
Celempong terdapat di daerah Aceh Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya adalah dengan menyusun di antara kedua kaki pemainnya. Celempong dimainkan oleh wanita, terutama gadis-gadis. Sekarang, hanya orang tua (wanita) yang dapat memainkannya dengan sempurna. Berdasarkan data dari Universitas Syiah Kuala, Celempong berfungsi sebagai alat musik hiburan dan bagian dari tradisi masyarakat Aceh Tamiang.
Bangsi Alas
Bangsi Alas adalah instrumen dari bambu yang dijumpai di daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Tradisi pembuatan Bangsi dikaitkan dengan adanya orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila ada seseorang yang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan di sungai. Lalu, Bangsi diikuti sampai didapat oleh anak-anak. Setelah itu, Bangsi direbut kembali dan akan dijadikan alat musik yang merdu. Menurut penelitian dari Universitas Sumatera Utara, Bangsi Alas memiliki nilai simbolis dan ritual dalam masyarakat Aceh Tenggara.
Teganing
Teganing adalah alat musik dari bambu dengan diameter besar dan tua yang dimainkan dengan cara memukul dawai menggunakan stik, bukan menggesek. Berdasarkan catatan dari Kementerian Kebudayaan, Teganing digunakan dalam berbagai upacara adat dan festival musik di Aceh.
Bebelan
Bebelan adalah alat musik tiup dari bambu yang memiliki lima lubang dengan nada yang berbeda. Dilansir dari laman Pemerintah Aceh, Bebelan sering dimainkan dalam acara-acara tradisional dan upacara adat di Aceh, memperkaya warisan budaya musik daerah tersebut.
Demikianlah 12 alat musik khas Aceh dan penjelasannya. Alat musik Aceh beraneka ragam sehingga memperkaya seni dan budaya nasional.
Sumber : detik.com, kumparan.com