Gorontalo, sebuah provinsi di Indonesia, dikenal dengan kekayaan budayanya yang mencakup rumah adat, pakaian adat, dan alat musik tradisional. Berbagai alat musik khas Gorontalo telah mendapat pengakuan baik di Indonesia maupun internasional.
Polopalo: Suara Bambu yang Nyaring
Polopalo, berdasarkan jurnal Kolaborasi Musik Rock dengan Alat Musik Tradisional Polopalo (2020) oleh Febriyando, adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu air, dipilih karena suara yang nyaring dan halus yang dihasilkannya. Polopalo umumnya dimainkan pada momen-momen khusus, seperti setelah panen raya atau pada saat bulan purnama.
Ganda: Kecil Tapi Berkarakter
Ganda, dilansir dari buku Mengenal Seni & Budaya Indonesia (2012) karya R. Rizky dan T. Wibisono, adalah alat musik yang mirip gendang, tetapi lebih kecil dan ramping. Cara memainkannya adalah dengan dipukul, dan kualitas suaranya sangat bergantung pada teknik pemukulan.
Wahulo: Rebana Khas Gorontalo
Wahulo, menurut laman resmi Pemerintah Kota Gorontalo, adalah alat musik yang serupa dengan rebana dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan satu tangan sementara tangan lain memegangnya. Wahulo sering digunakan dalam upacara adat dan keagamaan.
Gambusi: Nada Indah dari Gorontalo
Gambusi, berdasarkan informasi dari situs Warisan TakBenda Indonesia, adalah alat musik gambus khas Gorontalo dengan tujuh tali yang menghasilkan nada indah saat dimainkan. Gambusi biasanya mengiringi lagu dan syair lokal.
Marwas: Irama Kulit yang Menyatu
Marwas, atau marawis, adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul pada membran kulitnya. Membran ini dibuat dari kulit hewan, sementara badan alat musik terbuat dari kayu. Marwas sering digunakan dalam pertunjukan Marawis bersamaan dengan gambusi dan rebana.