Alat musik suku Dayak Kalimantan memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah antoneng, yang merupakan jenis alat musik petik dari bambu. Dikutip dalam buku Falsafah Huma Betang Komunikasi Suku Dayak oleh Rico, M.I.Kom, Dr. Muzahid Akbar Hayat, M.Si, dan Dr. Didi Susanto, M.I.Kom.M.Pd (2023:6), suku Dayak, yang mendominasi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, menggunakan alat musik ini untuk mengiringi lagu-lagu daerah atau sekadar mengisi waktu luang.
Alat Musik Suku Dayak Kalimantan
1. Rebab
Rebab adalah alat musik gesek yang mirip dengan biola,
dengan dua atau tiga senar. Merujuk dari laman Pusat Studi Musik
Nusantara, rebab biasa digesek dengan cara ditegakkan di lantai dan
dimainkan dari belakang. Alat ini terbuat dari kayu dengan resonator
dari tempurung kelapa, panjangnya sekitar 75 cm, dan sering dimainkan
saat upacara Nyangiang oleh suku Dayak Ngaju.
2. Senggayung
Senggayung
adalah alat musik tradisional dari Dayak Simpang Dua, Kabupaten
Ketapang, yang terbuat dari bambu. Berdasarkan data dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, alat musik ini biasa dimainkan dalam
ritual musim buah-buahan untuk menandai musim panen. Bentuknya bulat di
bagian atas dan setengah terbuka di bawah.
3. Tahar
Tahar
adalah alat musik pukul yang mirip dengan tamborin, biasanya digunakan
dalam acara pernikahan atau penyambutan. Menurut laporan dari Institut
Seni Indonesia, tahar dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan,
yang menambah nuansa festif dalam setiap perayaan.
4. Antoneng
Antoneng merupakan jenis gitar tabung yang dimainkan dengan cara dipetik, terbuat dari bambu dan kulit ari bambu yang dibentuk menjadi dawai sebanyak lima buah. Bagian tengah badan bambu dilubangi sebagai resonator, menghasilkan suara yang menyerupai suara genggong, alat musik dari pulau Lombok.
5. Keledi
Keledi, atau dikenal juga sebagai Keluri, adalah alat musik tiup tradisional yang terbuat dari bambu dan labu. Menurut Dr. Muzahid Akbar Hayat, Keledi sering dimainkan dalam upacara adat untuk mengiringi lagu, tarian, hingga teater tutur atau syair nyanyian, yang menambah kekhasan dalam setiap perayaan budaya Dayak.
Alat musik ini tidak hanya sebagai pengiring lagu tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya dan identitas suku Dayak di Kalimantan.
6. Balikan
Balikan, atau dikenal juga dengan nama kuranting, adalah alat musik petik khas suku Dayak dari daerah Kapuas Hulu. Dilansir dari laman resmi Departemen Kebudayaan Kalimantan Barat, balikan memiliki bentuk unik dengan sisi kanan yang melebar dan ujung yang menguncup. Alat musik ini mirip dengan sape dan menjadi simbol khas Kalimantan Barat karena keindahan dan keunikan desainnya.
7. Sape
Sape adalah alat musik yang menyerupai gitar dan dipetik. Menurut Dr. Didi Susanto, sape tradisional Kalimantan Timur sering digunakan dalam acara hajatan masyarakat Dayak. Sape dibuat dari kayu khas Kalimantan seperti aro, adau, marong, dan pelantan, dengan panjang sekitar 1 meter dan hanya dua senar.
8. Alat musik ini tidak hanya sebagai pengiring lagu tetapi juga sebagai
sarana pelestarian budaya dan identitas suku Dayak di Kalimantan.
Dengan mengenal 8 alat musik suku Dayak, kalian dapat lebih memahami keragaman alat musik tradisional Indonesia yang patut dilestarikan.