Kali ini saya akan membahas tentang salah satu profile gitaris yang mungkin sedikit asing di telinga kita. Yup nama Paco Hernandez mungkin belom setenar gitaris progresif papan atas dunia seperti John Petrucci atau Rusty Cooley yang reputasinya telah dikenal banyak orang. tetapi ketika anda mendengar dan melihat permainan gitaris satu ini mungkin anda akan sedikit berkata lain. Paco Hernandez bagai monster baru dengan lick-lick yang rumit tetapi tetap asyik di dengar. Musiknya pun tidak sebatas progresif semata tetapi juga bercampur dengan banyak pengaruh lain mulai dari jazz, fusion, sampai musik video game. Berikut sedikit tentang Paco Hernandez.
Paco Hernandez lahir 16 Oktober 1981 di provinsi Murcia, Spanyol.Dia pertama kali berhubungan dengan instrumen ketika berumur 5 tahun.Seorang teman ayahnya yang bekerja di toko musik mengenalkannya pada keyboard. Beberapa tahun kemudian, ia mengenyam pendidikan di Music Academy di kotanya, dimana dia belajar piano, teori musik, dan bernyanyi. Selama beberapa tahun ia bernyanyi di Academy's Choir. di sinilah bakatnya mulat terlihat. Kemudian, karena alasan tertentu, ia berhenti dari Akademi tetapi ia tidak pernah berhenti bermusik.
Ketika berumur 13 tahun, Ia terus mencari partitur musik dan pertama kali belajar mengkomposisi lagu. Pada waktu itu terinspirasi dari OST (Williams, Edelman, Elman, Vangelis, dan sejenisnya), New Age dan musik videogame Jepang (Final Fantasy, Castlevania, dan sejenisnya). Ketika ia berumur lima belas tahun, ia dikenalkan musik rock oleh seorang teman pada band rock Europe. Dari sana, ia mulai mendengarkan band-band metal Jerman seperti Halloween dan Gamma Ray, dan setelah itu, gengre metal pada masanya. Pada saat ia berusia tujuh belas tahun, ia menjadi lebih tertarik bermain gitar, dan inspirasi utama datang dari Yngwie Malmsteen. Namun, ia tidak pernah punya semacam kekaguman yang berlebihan. Sebuah mitos yang beredar di antara teman-temannya bahwa Yngwie adalah dewa gitar tidak terjangkau. Tapi Paco berusaha untuk menunjukkan kesalahan mitos ini dan melampaui sang master.Sekarang dia tidak tahu jika ia telah mencapai tujuannya ini, ataupun dia tidak peduli tentang hal itu karena ia kehilangan minat dalam hal ini. ketika ia mulai belajar banyak hal baru dan mengenal gitaris besar seperti John Petrucci, Steve Vai, Joe Satriani, Joe Tafolla, Vinnie Moore, Shawn Lane, Rusty Cooley, Robert Johnson, Greg Howe, Allan Holsdworth, Andy Timmons, dll.
Selain mendengarkan metal dan klasik , ia membuka diri terhadap jenis musik lain seperti fusion, jazz, funk, flamenco, klasik dan akustik gitar, dll. Ia baru saja membuat umum tujuh lagu demo berjudul Heaven or Hell. Lima demo tersebut adalah kompisisi aslinya. Pada Agustus 2006, Heaven or hell memenangi kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh majalah Guitarra Total. Doi juga mendapatkan gelar doctor di bidang filsafat. Hebat!!!
Paco Hernandez -"Invincible" A tribute to Vince DiCola
Add facebooknya PacoHRguitar Semoga bermanfaat. sumber : http://www.guitarontheedge.co.uk/paco_hernandez.html