Belajar Gitar, Kunci Gitar, Melodi Gitar paling lengkap ada di sini

...

Mengenal 11 Alat Musik Tradisional Suku Karo, Warisan Budaya Nusantara

Alat musik tradisional Suku Karo merupakan bagian dari warisan budaya Nusantara yang kaya akan nilai sejarah dan seni. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, alat musik Karo memiliki karakteristik unik dan beragam yang mencerminkan identitas budaya masyarakat Karo.

Berdasarkan data dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, beberapa alat musik Karo masih lestari hingga kini, sementara lainnya mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Untuk melihat bentuk fisiknya, alat-alat musik ini dapat ditemukan di museum daerah di Medan atau Karo.

Alat musik tradisional Karo kerap digunakan dalam acara kesenian daerah yang digelar satu atau dua kali setahun. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat Karo, memperlihatkan alat musik yang masih dimainkan dalam kehidupan sehari-hari maupun upacara adat.

Beberapa alat musik khas Karo juga tersedia di toko alat musik dan dapat dibeli secara online. Marketplace kini memudahkan akses untuk mendapatkan alat musik tradisional ini. Menurut laman resmi Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Utara, alat-alat musik ini adalah simbol kekayaan budaya yang perlu dilestarikan.

Mengenal 11 Alat Musik Tradisional Suku Karo, Warisan Budaya Nusantara

11 Alat Musik Tradisional Suku Karo

Berikut adalah daftar alat musik tradisional Suku Karo yang penting untuk diketahui:

Balobat

Balobat adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu dengan enam lubang nada sepanjang badan seruling. Alat ini dimainkan bersama alat musik lainnya dalam parade musik. Pemainnya disebut Perbalobat. Merujuk dari laman Dinas Kebudayaan Karo, ketersediaan bambu menjadi faktor penting dalam pelestarian alat musik ini.

Murab

Murab terbuat dari kayu dan tempurung kelapa, dimainkan dengan cara digesek, memiliki dua senar. Alat ini biasanya dimainkan secara solo sebagai hiburan. Saat ini, murab sudah punah dan beberapa sumber menyebutkan bahwa alat musik ini ada di museum di Belanda, meski belum ada konfirmasi resmi.

Surdam

Surdam dimainkan dengan cara ditiup dari belakang dengan ruas bambu yang terbuka. Alat ini terbuat dari bambu dan memerlukan teknik khusus untuk menghasilkan suara. Berdasarkan data dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, memainkan surdam cukup sulit dibandingkan Balobat.

Genggong

Genggong adalah alat musik yang dulunya berfungsi sebagai alat komunikasi. Dilansir dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, alat ini digunakan oleh lelaki untuk memanggil kekasihnya agar keluar rumah, dengan lagu yang sudah diketahui oleh kedua belah pihak. Genggong terbuat dari besi dan dimainkan dengan cara ditiup sesuai irama lagu.

Tambur

Tambur adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Terbuat dari kayu yang dilapisi kulit binatang di kedua sisinya, tambur dimainkan dengan memukul kedua sisi secara berbeda. Menurut Prof. Harianja dari Universitas Sumatera Utara, satu sisi dipukul dengan alat pemukul khusus, sedangkan sisi lainnya dipukul dengan telapak tangan. Alat ini kini mulai hilang dari masyarakat Karo.

Gendang Singanaki

Gendang Singanaki tidak menghasilkan suara naik turun, melainkan bunyi berulang. Terbuat dari kayu nangka, alat ini dimainkan dengan dua palu. Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Utara, gendang ini dimainkan bersama grantung dalam tampilan musik penggual, biasanya saat upacara adat.

Sarune

Sarune terdiri dari lima bagian: anak-anak sarune, Sarune, Tongkeh, Ampang-Ampang, Batang Sarune, dan Gundal. Merujuk dari laman Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, alat ini dimainkan dengan cara ditiup, mirip dengan seruling. Teknik bermain Sarune Karo sama dengan Sarune Batak Toba.

Kulcapi

Pada awalnya, Kulcapi terbuat dari akar pohon aren sebagai senarnya, namun kini senar yang digunakan adalah senar metal. Kulcapi dimainkan dengan cara dipetik. Dilansir dari laman resmi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, alat ini memiliki lubang di bagian belakang yang berfungsi sebagai pengubah efek suara yang dihasilkan.

Gendang Singindungi

Gendang Singindungi terbuat dari kayu nangka dengan dua palu sebagai alat pemukul. Meskipun bentuknya sama dengan Gendang Singanaki, nadanya berbeda. Gendang Singindungi menghasilkan nada yang naik turun. Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Utara, pemainnya disebut penggual.

Keteng-Keteng

Keteng-Keteng adalah alat musik unik yang dapat meniru suara dari empat alat musik berbeda. Terbuat dari bambu, alat ini memiliki dua senar dari kulit bambu. Menurut Prof. Suryadi dari Universitas Sumatera Utara, Keteng-Keteng sering digunakan sebagai pengiring dalam parade musik.

Penganak

Penganak terbuat dari kuningan dengan tonjolan di bagian tengah. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul dari kayu yang dibalut karet mentah. Merujuk dari laman resmi Dinas Kebudayaan Karo, Penganak menghasilkan suara yang berulang dan memiliki ukuran lebih kecil dari gung.

Itulah beberapa alat musik tradisional Suku Karo yang dapat kami sampaikan. Bagikan informasi ini kepada teman-teman agar mereka juga mendapatkan manfaatnya. Berikan saran dan kritik untuk kemajuan informasi tentang warisan budaya ini.

Back To Top type='text/javascript'/>