Gendang beleq adalah alat musik tradisional dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah warisan leluhur Suku Sasak. Menurut laman Warisan Budaya Kemdikbud, alat musik ini tidak hanya digunakan dalam acara adat seperti nyongkolan dalam prosesi perkawinan, tetapi juga dalam berbagai hajatan masyarakat setempat.
Sejarah dan Fungsi Gendang Beleq
Dilansir dari situs Warisan Budaya Kemdikbud, gendang beleq berfungsi sebagai motivasi bagi prajurit yang menuju medan perang. Suara dari gendang beleq, yang berarti 'gendang besar' dalam bahasa Sasak, dipercaya meningkatkan keberanian prajurit. Selain itu, gendang ini juga menyambut pahlawan yang kembali dari peperangan, seringkali disertai dengan seruling dan suara rencek dari kepingan kuningan.
Berbagai acara adat di Lombok selalu diiringi oleh tabuhan gendang beleq. Menurut penelitian dari Universitas Indonesia, penampilan gendang beleq oleh kelompok penabuh yang terdiri dari belasan personel ini menunjukkan kekompakan dan kebudayaan yang kaya dari masyarakat Suku Sasak.
Bagian-bagian dari Gendang Beleq
Gendang beleq terdiri dari beberapa komponen utama yang unik. Berdasarkan laman Warisan Budaya Kemdikbud, rempeng atau permukaan gendang dibuat dari kulit sapi yang dikenal akan kekuatannya. Batang, atau badan gendang, dibuat dari kayu tap yang memiliki ketahanan terhadap perubahan cuaca. Jangat adalah tali dari kulit yang berfungsi untuk menahan komponen-komponen tersebut bersama-sama, sedangkan wangkis adalah tali penguat yang melingkari bagian ramping gendang.
Teknik Memainkan Gendang Beleq
Gendang beleq dimainkan oleh belasan pemain dalam sebuah pertunjukan yang meriah. Seperti yang dilaporkan oleh Universitas Gadjah Mada, para pemain gendang beleq menggunakan kedua tangan untuk memukul rempeng dengan ritme yang menggugah semangat. Pertunjukan ini sering diiringi oleh tarian enerjik yang mencerminkan kegembiraan dan semangat komunal, menciptakan suasana yang khas dan memikat bagi penonton dan pemain sama-sama.
