Belajar Gitar, Kunci Gitar, Melodi Gitar paling lengkap ada di sini

...

10 Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Wajib Kita Jaga Eksistensinya

Alat musik tradisional Yogyakarta menunjukkan kekayaan budaya yang tetap eksis di tengah pengaruh budaya barat. Beberapa di antaranya masih populer, meski tidak semua dikenal oleh kalangan muda. Berikut ini adalah rangkuman 10 alat musik tradisional dari Yogyakarta:

Alat Musik Tradisional Yogyakarta

10 Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Wajib Kita Jaga Eksistensinya

1. Gendang atau Kendang

Gendang, dikenal juga sebagai kendang, adalah alat musik yang sangat populer di Yogyakarta dan beberapa daerah lain di Jawa. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gendang berfungsi sebagai pengatur irama dalam berbagai pertunjukan musik dan tari, dimainkan dengan tangan tanpa alat bantu. Ada dua jenis: ketipung yang lebih kecil dan kendang atau ciblon yang lebih besar.

2. Gejong Lesung

Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Wajib Kita Jaga Eksistensinya

Gejong Lesung dimainkan dengan memukul lesung dan alu. Grup musik yang terdiri dari empat hingga lima orang atau lebih, merujuk dari laman Badan Pariwisata Yogyakarta, sering tampil di objek wisata seperti Hutan Pinus Mangunan di Dlingo, Bantul. Alat musik ini biasanya dimainkan dalam acara spesial seperti gerhana bulan atau panen padi.

3. Terbang

Terbang, lebih dikenal dengan nama Rebana di beberapa daerah, adalah alat musik tradisional khas Yogyakarta. Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, alat musik ini populer di wilayah Bantul dan pondok pesantren, sering digunakan untuk mengiringi kesenian Slawatan. Terbuat dari kayu nangka dan dilapisi kulit sapi, bentuknya mirip mangkuk dan dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan telapak tangan.

4. Kempul atau Gong Kecil

Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Wajib Kita Jaga Eksistensinya

Kempul, juga dikenal sebagai gong kecil, adalah bagian dari perangkat musik gamelan tradisional Yogyakarta. Menurut Institut Seni Indonesia Yogyakarta, kempul dimainkan dengan alat pemukul yang ujungnya dibalut kain. Mirip dengan gong besar, kempul biasanya tidak dimainkan sendiri tetapi digantung dan dimainkan bersama dengan jenis gong lain dalam orkestra gamelan.

5. Rinding Gumbeng

Rinding Gumbeng adalah alat musik khas dari Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasarkan data dari Badan Pariwisata Gunungkidul, alat musik ini digunakan dalam upacara adat Sadranan di Hutan Adat Wonosadi. Rinding Gumbeng, terbuat dari bambu dan tali kecil, dimainkan dengan cara diletakkan di bibir dan sedikit direnggangkan. Kesenian ini berasal dari Dusun Duren, Kalurahan Beji, Ngawen, dan memiliki fungsi spiritual untuk memanggil Dwi Sri, dewi kesuburan.

6. Slenthem

Slenthem adalah bagian dari instrumen kesenian gamelan Yogyakarta, yang terdiri dari lembaran logam tipis yang diikat dan direntangkan di atas tabung-tabung. Menurut Sekolah Seni Indonesia Yogyakarta, Slenthem dimainkan dengan alat khusus yang terbuat dari kayu, dan ujungnya dibalut kain, menghasilkan suara yang khas dan lembut saat dipukul.

7. Krumpyung

Krumpyung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kulonprogo, Yogyakarta. Terbuat dari bambu, alat ini memiliki bentuk yang mirip dengan organ, di mana potongan-potongan bambu disusun vertikal dan bagian tengahnya dipotong separuh. Dilansir dari laman Pariwisata Kulonprogo, Krumpyung dimainkan dengan digoyangkan atau digetarkan dengan tangan, menciptakan suara benturan antar pipa bambu.

8. Siter

Siter adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, memiliki ukuran sekitar 30 cm dengan 11 atau 13 pasang senar. Menurut catatan dari Departemen Kebudayaan DIY, suara yang dihasilkan oleh Siter sangat indah, serupa dengan kecapi, dan menjadi elemen penting dalam ensemble musik tradisional Jawa.

9. Demung

Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Wajib Kita Jaga Eksistensinya

Demung adalah alat musik gamelan yang terbuat dari lempengan kuningan, diletakkan dalam bingkai kayu. Merujuk dari laman resmi Akademi Seni Yogyakarta, dalam gamelan terdapat dua jenis Demung, yaitu yang bernada pelog dan slendro. Demung dimainkan dengan alat pemukul yang mirip palu, lebih besar dan lebih berat, menghasilkan variasi suara yang kaya saat dipukul.

10. Peking

Dalam ensemble gamelan Jawa, Peking, juga dikenal sebagai saron panerun, adalah alat musik yang menghasilkan nada suara paling tinggi. Berdasarkan penjelasan dari Museum Musik Yogyakarta, Peking memiliki 6 hingga 7 bilah yang disusun pada bingkai kayu yang berfungsi sebagai resonator. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul pada lempengannya, yang menghasilkan nada berbeda-beda.

Sangat menarik untuk mengenal alat musik tradisional khas Jogja ini. Mari kita bersama menjaga eksistensinya dengan belajar cara memainkannya. Dari kesepuluh alat musik di atas, mana yang sudah kamu kuasai?

Back To Top type='text/javascript'/>