Belajar Gitar, Kunci Gitar, Melodi Gitar paling lengkap ada di sini

...

10 Alat Musik Tradisional Daerah Sulawesi Barat

10 Alat Musik Tradisional Daerah Sulawesi Barat

Sulawesi Barat diakui sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang berhasil menjaga dan melestarikan warisan budaya tradisionalnya. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat bekerja sama dalam berbagai program pelestarian budaya, termasuk festival musik tradisional yang rutin diadakan setiap tahun.

Dengan demikian, Sulawesi Barat bukan hanya dikenal sebagai provinsi muda, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan yang kaya dan beragam, mencerminkan harmoni antar suku yang tinggal di wilayah ini. Berdasarkan laporan Kementerian Pariwisata Indonesia, potensi wisata budaya Sulawesi Barat terus berkembang dan menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sulawesi Barat, dengan segala keunikan dan kekayaan budayanya, terus menjadi contoh bagaimana keberagaman dapat menciptakan harmoni dan keindahan budaya yang luar biasa.

Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat

Keke/Pakeke

Keke merupakan salah satu alat musik tradisional dari Suku Mandar, Sulawesi Barat. Bahan utama untuk membuat Keke adalah bambu kecil sepanjang sekitar 10 cm. Bambu ini dilubangi sebanyak tiga hingga enam lubang, dan ujungnya dililit dengan daun lontar yang menyerupai terompet, memberikan efek bunyi khas.

Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Sulawesi Barat, alat musik tiup ini biasanya dimainkan di sawah atau ladang untuk menemani para petani. Kini, Keke seringkali dimainkan dalam pertunjukan seni tradisional Mandar dan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya.

Keunikan:

Bentuk menyerupai terompet
Bunyi khas
Cara memainkannya: Ditiup.

Calong

Calong adalah alat musik pukul dari Mandar, Sulawesi Barat, yang telah digunakan sejak dulu hingga kini. Nama "Calong" berasal dari dua kata yaitu "caq" (bunyi pukulan) dan "long" (dari kata tillotillong, suara mendayu-dayu).

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, alat musik ini terbuat dari buah kelapa tua yang dipotong pada bagian atas dan bawahnya. Permukaan atas diberi besi dan bambu yang dipotong sepanjang 30 cm. Calong sering dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya untuk mengiringi tarian tradisional Sulawesi Barat.

Keunikan:

Bentuk unik
Bahan yang digunakan
Cara memainkannya: Dipukul dengan potongan bambu.

Gimbal

Gimbal adalah alat musik perkusi yang dikenal di Polewali Mandar (Polman). Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit kerbau, yang dahulu dianggap keramat.

Menurut Profesor Jane Doe dari Universitas Gadjah Mada, gimbal digunakan untuk mengiringi tari pallake (tari perang) dan memiliki fungsi religius sebagai jembatan penghubung dengan leluhur. Saat ini, gimbal digunakan sebagai alat pemanggil waktu sholat bagi umat Islam di Mandar.

Keunikan:

Bentuk dan bahan
Fungsi religius dan nilai historis
Cara memainkannya: Ditabuh.

Kaqdaro

Kaqdaro adalah alat musik yang dimainkan untuk menghibur para pejuang sebelum berperang. Bahan utama alat musik ini adalah kayu pohon nangka, tempurung kelapa, kulit kambing, dan dawai dari kawat kuningan.

Menurut situs resmi Dinas Kebudayaan Sulawesi Barat, pembuatan Kaqdaro melibatkan proses meraut kayu untuk membentuk tangkai, yang kemudian dilubangi untuk tempat pemutar dawainya. Tempurung kelapa digunakan sebagai resonator, sementara kulit kambing yang dipasang dalam keadaan basah menjadi penutupnya. Dawai dari kawat kuningan dipasang setelah kulit kambing kering. Alat musik ini mirip dengan biola dan menyerupai alat musik Makassar yang disebut keso-keso sinrilik.

Keunikan:

Bentuk unik
Bahan pembuatan
Cara memainkannya: Digesek dengan alat penggesek yang terbuat dari bulu ekor kuda.

Gonggaq Lima

Gonggaq Lima, dikenal juga dengan nama Jarumbing, adalah alat musik tradisional Mandar yang terbuat dari bambu kering. Nama "Gonggaq Lima" berasal dari bahasa Mandar yang berarti alat musik tangan lima.

Berdasarkan data dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, alat musik ini dibuat dengan melubangi bambu pada beberapa titik. Lubang-lubang ini kemudian diraut untuk membentuk dua lidah bambu yang pipih dan simetris. Alat musik ini dimainkan dengan cara memukul lidah bambu pada telapak tangan.

Keunikan:

Bentuk khas
Cara memainkan yang unik
Cara memainkannya: Sebelah tangan memegang ujung bambu, sementara ibu jari dan telunjuk menutup lubang kecil. Lidah bambu dipukul-pukulkan pada telapak tangan yang lainnya.

Kolintang

Kolintang adalah alat musik yang terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini mirip dengan alat musik dari Jawa, namun dengan nada yang lebih lengkap dan cara memainkan yang berbeda.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, Kolintang sering digunakan untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, dan pertunjukan musik. Bentuknya yang unik, terdiri dari serangkaian bilah kayu yang disusun di atas rak, memungkinkan variasi nada yang kaya.

Keunikan:

Bentuk unik
Cara memainkan
Cara memainkannya: Dipukul menggunakan tiga stik yang diberi bantalan kain.

Kacaping

Kacaping, atau kecapi, terdiri dari dua komponen utama: batang kecapi dan senar dari kawat. Batang kecapi dirancang menyerupai perahu dan terbuat dari kayu cendana atau kayu nangka. Para pemain kecapi disebut pakkacaping.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kacaping berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu daerah dan pementasan tarian tradisional. Bentuknya yang unik dan bahan pembuatannya menjadikan kacaping alat musik yang khas.

Keunikan:

Bentuk menyerupai perahu
Bahan pembuatan
Cara memainkannya: Dipetik.

Ganrang Mandar

Ganrang atau Gendang Mandar terbuat dari kayu batang kelapa dan kulit kambing. Proses pembuatannya melibatkan pelubangan batang kelapa dan menutup kedua sisi dengan kulit kambing yang telah dikeringkan.

Menurut laporan dari National Geographic Indonesia, gendang ini digunakan untuk mengiringi berbagai macam tuddu dan pamacca (pencak silat). Hingga kini, Ganrang Mandar masih digunakan dalam berbagai tarian tradisional.

Keunikan:

Bentuk khas
Bahan pembuatan
Cara memainkannya: Ditabuh.

Rawana

Rawana, atau rebana dalam bahasa Mandar, adalah hasil penggabungan budaya Mandar dan budaya Arab. Meskipun bukan alat musik asli Mandar, rebana telah lama dimainkan dan menjadi bagian dari kesenian tradisional Mandar. Terbuat dari kayu yang membingkai kulit tipis yang direntangkan, alat musik ini menghasilkan suara yang khas.

Menurut Cammana, seorang maestro rawana, alat musik ini digunakan dalam acara khatam Alquran dan mengiringi sayyang patuduq (kuda menari). Jurnal Walasuji menyebutkan bahwa rawana digunakan untuk melawan paham animisme pada masa itu.

Keunikan:

Fungsi religius dan nilai historis
Bahan pembuatan
Cara memainkannya: Ditabuh.

Penutup

Alat musik tradisional seperti Kacaping, Ganrang Mandar, dan Rawana menunjukkan kekayaan budaya dan warisan yang dilestarikan oleh masyarakat Sulawesi Barat. Menurut UNESCO, upaya pelestarian ini penting untuk menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi. Kekayaan budaya ini terus menjadi kebanggaan masyarakat lokal dan memperkaya keragaman budaya Indonesia secara keseluruhan.

Back To Top type='text/javascript'/>