.jpg)
Musik, Perilaku, serta Pengaruhnya
Pagi
ini, iseng-iseng karena cuaca mendung di luar dan daripada tidur tidak
menghasilkan apa-apa lebih aku putuskan untuk membaca buku “Psikologi Musik”
yang aku pinjam dari perpustakaan kampus beberapa hari yang lalu. Ada beberapa
tulisan yang menarik, yang saya pikir tidak salah untuk membagikannya dengan
anda. Berikut beberapa poin penting yang dapat saya rangkum sejauh ini karena
bukunya sendiri belum selesai saya baca. Hehehe…
Musik dan Kajian Perilaku
Dalam pemahaman kita
sehari-hari, musik sering kali dikaitkan dengan perasaan. Di satu sisi, musik dianggap
sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, dan sisi lain musik dianggap dapat
menggugah perasaan pendengarnya. Karena kedekatannya dengan kehidupan manusia,
maka kajian tentang musik hampir selalu terkait dengan dengan kajian perilaku manusia
(Sloboda & O’Neill, 2001). Mereka yang berkecimpung dalam dunia musik mengakui
bahwa komposisi musik tidak mungkin dipisahkan dari gejolak penciptanya,
sementara bagi mereka yang menyukai musik, setiap rangkaian melodi, irama, timbre,
dan dinamika sangat mungkin menimbulkan perasaan tertentu yang berbeda-beda. De
Nora (2001) bahkan menegaskan bahwa musik dapat menjadi dan merupakan “Cermin”
bagi diri kita sendiri.
Selanjutnya, musik diakui
sedemikian berpengaruh terhadap perilaku manusia sehingga perkembangan baru
dalam jenis-jenis musik yang beredar di masyarakat cenderung mulai diterima
dengan sangat hati-hati karena dikhawatirkan akan membawa dampak yang tertentu.
Dicontohkan bagaimana kehadiran musik Jazz di masa lalu ditakutkan dapat
merusak kekhusyukan musik gereja (Juslin dan Sloboda, 2001). Di Indonesia sebuah
konser musik rock atau dangdut juga sering diasosiasikan dengan kemungkinan
hysteria dan amuk massa.
Pengaruh Musik

Dampak bagi Pemain musik
Selain itu, ditemukan pula, musik dapat menimbulkan dampak perilaku aneh bagi pemain musik. Penelitian terhadap
208 musisi professional pada tiga buah orchestra menunjukkan bahwa musik-musik
modern memiliki pengaruh buruk atas kesehatan pemain. Eksperimen dilakukan pada
orchestra pertama yang memainkan musik-musik modern, orchestra kedua memainkan musik kombinasi, dan orchestra ketiga memainkan music klassik. Ternyata musisi pada orchestra
klasik lebih sehat dibandingkan dengan yang lainnya. Para musisi orchestra modern
umumnya sering dilanda rasa gelisah, mudah marah, agresif, sulit tidur, sakit
kepala dan sering murung. Gejala sindrom tersebut karena para musisi yang
memainkan musik modern secara psikologis mengalami konflik. Penyebabnya adalah
dalam keseharian para musisi berperilaku musisi konvensional sesuai pakem yang
pernah dipelajari bertahun-tahun dan telah mengkristal dalam kognisi dan emosi
sehingga mereka tidak familiar dengan nada-nada janggal yang harus didengar dan
dimainkan dalam karya musik modern.
Setelah
membaca uraian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan sendiri bagaimana musik itu
berpengaruh terhadap diri kita. Semoga tulisan ini bermanfaat. Besok kalau ada
temuan yang bermanfaat dan menarik akan segera saya sharingkan kepada para
pembaca sekalian.