![]() |
Lionel Messi |
Belajar dari “Si Kutu” - Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini? Sosok yang beberapa tahun ini selalu menghiasi cover majalah sepak bola karena prestasi yang berhasil diukirnya. Dialah Messi “Si Kutu”, seorang pria Argentina kelahiran 24 Juni 1987 silam. Meski di umur yang terbilang muda, Messi telah membukukan banyak catatan mengagumkan bersama timnya Barcelona. Dia mungkin akan terus menciptakan rekor-rekor baru yang lainnya.
Lalu
apa hubungannya dengan tulisan kali ini?
Messi
adalah salah satu inspirasi saya di luar dunia pergitaran. Alasannya sederhana
sekali, yaitu sama-sama berbadan mungil. Sedikit bercerita bahwa saya adalah pria dengan tinggi badan hanya 155cm, termasuk pendek untuk ukuran seorang pria. Dulu ketika masih di Kalimantan, saya
sering merasa tertekan dan mengasingkan diri dari pergaulan karena merasa
kurang pede dan sering jadi bahan ejekan. Ini tentu saja menjadi beban mental yang berat bagi saya.
Nah
kembali ke Messi, julukan “Si Kutu” ternyata sebenarnya bukan karena
prestasinya di bidang sepak bola tetapi julukan dari kakak pertamanya Rodrigo.
Alasannya adalah karena Messi mempunyai badan yang mungil karena mengalami kelainan hormon pada masa kecil. Bahkan karena masalah ini juga ia sempat
ditolak oleh klub besar Argentina, River Plate dan pernah divonis bahwa
tubuhnya tidak akan melebihi 140cm bola.kompas.com. Anda bisa membayangkan beban metal seperti
apa yang sedang dirasakannya dulu.
Messi
yang sekarang tentu berbeda dengan Messi semasa kecil walaupun julukan “Si Kutu” masih
melekat pada dirinya. Mungkin Anda juga setuju kalau itu bagian dari masa lalunya yang menyedihkan. Dia telah mematahkan semua pandangan sinis bahwa dengan
kekurangannya ia bisa menjelma menjadi kutu yang sangat menakutkan bagi
lawan-lawannya. Begitulah cara “Si Kutu” berjuang keluar dari segala kekurangannya dan meraih kesuksesan.
Perjuangan
inilah yang memotivasi saya berusaha lebih keras lagi. Kekekurangan yang dulu
menjadi momok yang menakutkan kini perlahan coba untuk dikikis dan dilupakan. Orang tentu saja akan menilai kita dari kapasitas yang kita miliki serta segala perjuangan kita. Seandainya saya hanya duduk termenung meratapi nasib, mungkin beberapa dari kita hanya mengenal saya sebagai seorang bisa bermain gitar dan lebih mengenal saya sebagai "Si Kutu" yang tidak berguna. Begitulah Messi “Si Kutu”
menginspirasi saya untuk menjadi lebih percaya diri dan terus berlatih agar
orang-orang tidak memandang remeh dan mengakui diriku sebagai seseorang yang patut diperhitungkan.
Ya,
itulah pelajaran yang bisa di ambil dari Messi “Si Kutu”. Semoga bisa menginspirasi
Anda bahwa kekurangan itu bisa jadi pelecut semangat untuk berusaha dan berjuang lebih keras
agar orang-orang mengakui Anda.