Alat musik tradisional suku Dayak Kalimantan memiliki ciri khas yang unik. Salah satu contohnya adalah antoneng, alat musik petik dari bambu yang digunakan untuk mengiringi lagu daerah dan mengisi waktu luang. Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, alat musik Dayak memainkan peran penting dalam kebudayaan mereka.
Alat Musik Tradisional Dayak Kalimantan
Setiap alat musik menghasilkan suara yang berbeda sesuai dengan cara penggunaannya. Suku Dayak memiliki berbagai alat musik yang mencerminkan kekayaan budaya mereka.
Berikut adalah beberapa jenis alat musik tradisional Dayak yang memiliki ciri khas unik dan menarik.
Balikan
Balikan, atau kuranting, adalah alat musik petik dari daerah Kapuas Hulu. Bentuknya panjang dengan bagian tengah yang kecil dan ujung yang menguncup serta tipis. Berdasarkan data dari Universitas Tanjungpura, balikan menjadi alat musik khas Kalimantan Barat.
Rabab/Rebab
Suku Dayak Uut Danum memiliki alat musik tradisional rebab, jenis alat musik gesek dengan dua dawai. Terbuat dari tempurung kelapa dan membran dari kulit ular, rebab memiliki panjang sekitar 75 cm dan melodinya mirip dengan kecapi. Menurut laman resmi Dinas Kebudayaan Kalimantan Tengah, rebab adalah salah satu alat musik tradisional penting di daerah tersebut.
Senggayung
Senggayung terbuat dari ruas bambu dan memiliki lima hingga tujuh nada yang berbeda. Bentuknya bulat di bagian atas dan setengah terbuka di bagian bawah. Alat musik ini dimainkan khusus dalam ritual musim buah-buahan, yaitu upacara yang menandakan musim panen buah. Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan, senggayung tidak boleh dimainkan jika hasil panen buah sedikit.
Tahar
Tahar mirip dengan tamborin, berupa sejenis rebana dengan lempengan logam di sekelilingnya. Biasanya digunakan pada acara pernikahan atau upacara penyambutan. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahar sering digunakan dalam berbagai upacara adat Dayak.
Tuma
Tuma adalah gendang panjang dengan diameter 0,15 meter dan panjang sekitar 1,25 meter. Terbuat dari kayu dengan membran dari kulit kambing atau kijang muda, Tuma sering digunakan dalam upacara ritual dan mengiringi tarian daerah. Menurut data dari Universitas Indonesia, Tuma merupakan alat musik penting dalam tradisi Dayak.
Agukng (Gong)
Agukng adalah gong tradisional Dayak Kanayatn. Menurut laman Institut Dayakologi, terdapat berbagai jenis agukng, seperti Kakanong, Kampo, dan Kanayatn. Gong ini awalnya terbuat dari kayu, namun kini banyak yang terbuat dari tembaga dengan bunyi dan nada yang sama. Agukng dianggap sakral dan dipercaya dapat mengusir roh jahat atau mendatangkan roh leluhur.
Antoneng
Antoneng terbuat dari kulit bambu atau buluh anyang. Setelah dipotong dan dijemur, kulit buluh anyang direnggangkan dengan tali dan disisipkan dua potongan kayu kecil. Antoneng adalah alat musik petik yang digunakan untuk mengiringi lagu daerah atau sekedar hiburan.
Keledi
Keledi adalah alat musik tiup yang terbuat dari buah labu kering, bambu, dan direkatkan dengan sarang lebah hutan. Alat musik ini biasanya dimainkan pada upacara adat untuk mengiringi lagu, tarian, hingga teater tutur atau syair nyanyian. Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan, keledi merupakan bagian penting dari tradisi musik Dayak.
Kuranting
Masyarakat Dayak memiliki alat musik yang disebut Kuranting atau Balikan. Kuranting berasal dari daerah Kapuas Hulu dan dimainkan dengan cara dipetik. Kuranting menjadi simbol alat musik khas Kalimantan Barat.
Sape
Sape adalah alat musik petik tradisional yang berasal dari daerah Kapuas Hulu, tempat warga Dayak Kayaan Mendalam. Sape terbuat dari kayu dengan bagian leher yang diukir menyerupai naga atau aso, hewan sakral dalam budaya Dayak.
Silotong
Silotong adalah alat musik khas suku Jagoi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Terbuat dari bambu jenis tori manah basah, silotong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian dan syair dalam upacara adat. Menurut data dari Dinas Kebudayaan Kalimantan Barat, silotong memiliki bunyi yang unik dan merdu.
Dengan mengetahui 11 alat musik suku Dayak melalui ulasan di atas, maka pembaca dapat lebih mengenal alat musik khas daerah Indonesia yang patut untuk dilestarikan. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, upaya pelestarian alat musik ini terus dilakukan agar generasi muda tetap mengenal dan menghargai warisan budaya mereka.